• Web
  • Minggu, 10 Juni 2012

    Fotografi Jurnalistik - time is Zero

            Fotografi adalah proses menggambar dengan menggunakan cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa di buat.
            Prinsip  fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang dilakukan pada lensa. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat agar menjadi gambar digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA. Kombinasi antara ISO, Diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure). 
            Sementara itu salah satu bagian dari seni fotografi adalah fotografi jurnalistik.
    Fotografi Jurnalistik:
            Foto jurnalistik merupakan suatu alat untuk menceritakan sesuatu hal/informasi dengan media foto dengan sebuah gambar. Foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkan dengan sebuah gambar, melaporkan dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersebut mengungkapkan sebuah cerita. Biasanya seorang jurnalis foto (fotografer) yang bagus menggunakan pendekatan Who, What, Where, Why dan How dalam caption atau keterangan foto, layaknya sebuah berita tulis.
            Ada beberapa kategori foto jurnalistik yang banyak digunakan:
    1. Spot
    Dalam kebanyakan media dan kalangan fotografi jurnalistik, lazimnya disebut sebagi Hard News. Materi ini mencakup aneka peristiwa yang terjadi secara mendadak dan cepat. Kejadian yang diambil dalam kategori ini tidak dapat diulang. Contohnya : Kecelakaan, bencana alam, demonstrasi, kerusuhan dan sejenisnya. Hal ini membutuhkan kesigapan fotografer untuk mengambil gambar dalam hitungan detik.
    2. Features
    Foto kategori ini bukan hanya snapshot saja, melainkan juga adanya usaha dari fotografer untuk memilih angle (sudut pandang) yang khas. Untuk memberikan nilai informasi lebih spesifik dari sebuah peristiwa. Bisa dikatakan sebagai sisi lain dari sebuah kejadian. Foto dalam kategori ini harus dapat mengimbangi penulisan features yang relatif panjang serta deskriptif (kalo di Jawa Pos Group, features ini didominasi menggambarkan tetang seseorang di balik peristiwa).
    3. Olahraga
    Merupakan kawasan yang membutuhkan kekhasan tersendiri terhadap suatu cabang olah raga tersebut untuk merekam momen olahraga. Karakter olahraga yang harus tertangkap kamera haruslah tepat agar benar-benar mendapatkan foto yang sorty.
    4. Portrait
    Foto ini bukan hanya sekedar foto close up dari sebuah objek. Hal ini yang diutamakan adalah pengungkapan watak dan karakteristik sang tokoh sehingga seakan-akan merupakan biografi visual. Fotografer didalam menangkap kategori ini harus mengenali secara mendalam objek fotonya. Misalnya, mengamati kebiasaan-kebiasaan orang yang menjadi objek itu. Bisa saja berupa bahasa tubuh, ekspresi wajah ataupun tetang hobinya.
    5. Landscape (Panorama/Lingkungan) 
    Meliputi semua topik yang berkaitan dengan ekologi, termasuk hubungan yang terjadi antar sesama manusia dan lingkungannya. Ada baiknya jika dalam kategori ini tidak hanya menangkap eksotisme alam, namun juga yang dapat memberikan kesadaran orang untuk peduli atau memberikan efek positif terhadapa suatu hal.
    6.Human Interest 
    Foto jenis ini terikat dengan tuntutan aktualitas. Titik fokusnya adalah mengenalkan kehidupan sosial pada orang lain. Foto ini  hendaknya mampu memberikan pesan terhadap semua level kesadaran sosial. Dimana masyarakat menjdai tergugah atas sis kehidupan yang dijalani objek foto tersebut. Bukan berarti foto kategori ini menampilkan yang sedih atau memelas saja, melainkan kesuksesan seseorang pun juga bisa. Karena termasuk sebagai penggugah dang penyemabngat bagi pembaca.

    Yang perlu diperhatikan dalam memotret untuk memperkuat kesan yang akan disampaikan dalam sebuah foto:
    1. Objek: Mau diarahkan pada kategori apa dan tujuan foto kita. Misalnya mesikpun kita memotret bidang olahrga, tidak menutup kemungkinan dari moment tersebut kita menemukan objek yang bisa dijadikan foto Portrait, Human interest, atupun spot.
    2 Latar depan (foreground): dan latar belakang (background): ini adalah sebagi upaya untuk membuat foto memiliki nilai tambah, foto terkesan terkonsep.
    3. Bahasa tubuh (body language): Jika objeknya adalah makhluk hidup atau terutama pada manusia, bahasa tubuh sangat perlu diperhatikan. Ini bertujuan untuk membuat foto lebih dinamis atau hidup.

    Sumber:
    Doli Siregar
    Redaktur Foto di Jawa Pos RADAR MALANG
    www.doliphoto.com
    Email: doliphoto@yahoo.com
    Twitter:@doliphoto
    FB: www.facebook.com/doliphoto
    No. HP: 085855867987
    PIN BB: 25947D27