Lauhul
Mahfuzh berarti “terpelihara” (mahfuzh), jadi segala sesuatu yang
tertulis di dalamnya tidak berubah atau rusak. Dalam Alquran, ini
disebut sebagai “Ummul Kitaab” (Induk Kitab), “Kitaabun Hafiidz” (Kitab
Yang Memelihara atau Mencatat), “Kitaabun Maknuun” (Kitab Yang
Terpelihara) atau sebagai Kitab saja. Lauhul Mahfuzh juga disebut
sebagai Kitaabun Min Qabli (Kitab Ketetapan) karena mengisahkan tentang
berbagai peristiwa yang akan dialami umat manusia.
Dalam
banyak ayat, Allah menyatakan tentang sifat-sifat Lauhul Mahfuzh. Sifat
yang pertama adalah bahwa tidak ada yang tertinggal atau terlupakan
dari kitab ini:
Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daupun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan
bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al An'aam, 6:59)